Minggu, 07 April 2013

Wednesday Once More


         My name’s Yelimar Lisa, I am English student at Padang State Polytechnic. Aku memang tak percaya dengan ramalan astrology atau yang sering orang2 sebut dengan zodiac. Tapi sebagai anak manusia yang lahir di antara tanggal 23 July sampai 22 Augustus, aku adalah anak mamaku  yang berzodiak Leo. Dan memang benar, karakter Leo yang digambarkan oleh para astrologer, ada yang sama dengan sifat ku, salah satu yang paling dominan adalah sifat gengsian. Aku adalah anak yang mungkin gengsiannya termasuk kategori kelewatan. Saking kelewatanya untuk mengatakan “Mama, Ayah aku sangat menyayangi kalian”, untuk kalimat itu saja kepada beliau berdua,  terkadang aku masih sering merasa gengsi. Padahal mereka telah terang-terangan menunjukan cinta kasihnya pada ku. Apalagi untuk menunjukan atau mengatakan seberapa sayangnya aku pada orang lain selain mereka berdua? Itu adalah hal yang sangat sulit bagiku, mengesampingkan gengsi adalah hal yang sangat berat bagiku. Aku sangat kesulitan mengakui bahwa aku kalah, tidak sanggup, khawatir pada orang lain, butuh bantuan, dan sebagainya, gengsi selalu menjadi yang pertama kali muncul di benakku saat aku berada di posisi tersebut. Begitupun untuk mengatakan betapa kecewanya aku saat dosen yang membuat setiap hari Rabuku menyenangkan,  tidak mengajar lagi di semester berikutnya.
          Meski aku menyembunyikan rasa kecewa ku, tapi saat buku ini ditangan ku, aku tak tahu akan menulis apa di buku ini, sehingga aku menuliskannya di tulisan ini. Jika aku dan teman2 harus bercerita tentang seorang dosen yang memiliki nama Devi Kurnia Alamsyah, cerita tentang dirinya memang tak ada habisnya. Karena dia adalah dosen paling merakyat yang pernah kami temui. Mungkin tak kan pernah lagi kami temui sosok dosen paling menyenangkan sepertinya.
          Pertemuan pertama dengan Mr. Apik di hari rabu yang menjadi cikal bakal amazing Wednesday kami, aku terlambat masuk ke kelas. Waktu itu kami belajar di gedung C 204, saat masuk kelas aku takut klo nanti dosennya ngusir ato marah karna aku telat. Tapi ternyata enggak, eeeehhhhh malah di suruh nyanyi sebagai hukumannya, bingung juga sih awalnya, berasa jadi mahasiswa baru yang di kerjain senior gitu, pilihannya nyanyi ato duduk di lantai sendirian selama di kelas?  Huff. . . . .meskipun punya suara cempreng aku lebih memilih nyanyi dong. Akhirnya aku nyanyiin “Next to You nya JB vt Chris Brown”. Sejak rabu pertama yang menyenangkan itu, aku dan teman-teman selalu menantikan hari rabu berikutnya dengan sangat antusias. Entah pesona apa yang dipakai dosen satu ini? Yang jelas kalo udah belajar dengannya, yang kerjanya mikir kapan pulang mulu, jadi lupa ingatan alias amnesia ama jalan pulangnya. Tapi ternyata philosophy “manusia hanya boleh berencana dan keputusan di tangan Tuhan” itu emang benar. Dan ternyata keputusan itu tak memihak pada kami, kami tak lagi belajar dengan dosen favorite kami itu. Walau rabu yang kami nantikan itu sudah tidak datang lagi, tapi kenangannya tak kan pernah terlupakan. Kejadian2 sederhana yang membuat kami bahagia di setiap hari rabu, dan mengukir senyum di setiap bibir.
Kenangan itu akan selalu kami kemas dengan sebuah harapan “Wednesday once more”
“Hidup adalah mencoba dan berjuang mewujudkan impian"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar